Potensi Bulu Kambing
Bulu adalah rambut pendek dan lembut pada tubuh binatang yang mempunyai fungsi salah satunya untuk menyimpan panas badan dan melindungi kulit dari sinar matahari. Bulu kambing merupakan salah satu hasil samping pemotongan kambing. Bulu kambing setelah pemotongan masih banyak yang di buang begitu saja tanpa dimanfaatkan lebih lanjut. Jika tidak dimanfaatkan, bulu kambing ini dapat menjadi limbah yang mungkin bisa menimbulkan pencemaran lingkungan karena proses penguraian bulu kambing di dalam tanah lama.
Pemanfaatan Bulu Kambing
Bulu kambing sebenarnya dapat dimanfaatkan lebih lanjut sebagai bahan baku produk industri. Saat ini, bulu kambing digunakan oleh sebagian kecil masyarakat misalnya dibuat karpet atau sajadah, sebagai benang pancing, serta biasanya bersama kulit dibuat frame kaligrafi dan samak bulu. Kebanyakan karpet atau permadani dibuat di negara Timur Tengah. Bulu kambing juga dapat dipintal dan dijadikan bahan baku tekstil seperti wool. Serat bulu kambing biasanya dicampur dengan wool untuk mendapatkan efek khusus, misalnya untuk menambah keindahan, kadang juga dipakai untuk keperluan khusus, seperti untuk sikat. Serat bulu kambing yang biasa digunakan berasal dari serat mohair. Kegunan serat mohair diantaranya yaitu untuk kain berbulu (selimut), untuk pakaian musim panas, untuk kain rajut dan untuk kain penutup kursi dan permadani.
Bagi masyarakat suku Badui Arab, Persia, dan Anatolia, permadani menjadi benda yang sangat penting dalam kehidupan mereka, seperti untuk membuat tenda untuk melindungi diri dari badai pasir dan alas lantai yang nyaman bagi rumah tangga. Selain itu, permadani pun digunakan untuk menjadi hiasan dinding atau pembatas ruangan. Bahkan juga, di pakai sebagai selimut, tas, dan pelana kuda. Permadani pada dasarnya digunakan di dunia Islam sebagai alas lantai masjid dan rumah-rumah. Tak jarang, permadani pun digunakan sebagai hiasan dinding di istana-istana raja pada zaman keemasan Islam.
Para seniman permadani Muslim pada zaman kejayaan Islam biasanya menggunakan bulu domba (wool), kambing, atau bulu unta sebagai bahan pembuatan permadani. Karpet yang terbuat dari serat alami atau hasil buatan tangan memang memberi nilai lebih. Menguatkan aksen lebih mewah, namun tetap natural. Sementara itu, bahan karpet yang menjadi incaran kaum papan atas yakni karpet berbahan sutra dan wool dari bulu domba, kambing, dan unta. Harga masing-masing karpet berbeda, tergantung jenisnya. Karpet dengan bahan wool dari bulu domba, kambing, dan unta atau sutra pintalan jauh lebih mahal dibandingkan dengan hasil buatan pabrik. Karpet handmade lebih unik dan berbeda. Di Jakarta, misalnya, karpet buatan tangan dibanderol seharga Rp 2 juta hingga ratusan juta rupiah.
Para seniman permadani Muslim pada zaman kejayaan Islam biasanya menggunakan bulu domba (wool), kambing, atau bulu unta sebagai bahan pembuatan permadani. Karpet yang terbuat dari serat alami atau hasil buatan tangan memang memberi nilai lebih. Menguatkan aksen lebih mewah, namun tetap natural. Sementara itu, bahan karpet yang menjadi incaran kaum papan atas yakni karpet berbahan sutra dan wool dari bulu domba, kambing, dan unta. Harga masing-masing karpet berbeda, tergantung jenisnya. Karpet dengan bahan wool dari bulu domba, kambing, dan unta atau sutra pintalan jauh lebih mahal dibandingkan dengan hasil buatan pabrik. Karpet handmade lebih unik dan berbeda. Di Jakarta, misalnya, karpet buatan tangan dibanderol seharga Rp 2 juta hingga ratusan juta rupiah.
0 comments:
Post a Comment